Sekda Majalengka, Dana Gema Insan Capai 2,1 M Sudah di Salurkan Di Desa Masing-masing

A. Hudri Harisman

Majalengka, Grib.co.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Majalengka Aeron Randi, A.P., M.P., menyampaikan capaian pengumpulan dana dari program Gerakan Majalengka Infak Sodaqoh Bersama (Gema Insan) mencapai 2,1 Milyar.

Hal itu Ia sampaikan usai menjadi narasumber dalam acara Diskusi Sehari Di Universitas Majalengka (Diari Unma) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unma, di Auditorium Unma, Selasa (10/06/2025).

“Terakhir dana (Gema Insan) yang diterima 2,1 Milyar, sebagian besar sudah disalurkan, justru perintah Bupati tidak boleh dana ini mengendap, itu satu, kedua tidak boleh dana operasional diambil dari sana,” ucap Aeron Randi kepada para awak media.

Dana yang sudah terkumpul segera disalurkan kepada rakyat miskin, yatim piatu, jompo dan dhuafa. Terkait data penerima hak, dikatakan Aeron, Pemerintah Desa lebih tahu dan faham siapa saja yang lebih membutuhkan.

“Tentunya harus banyak evaluasi dari program ini ya, kalau keinginan Bupati program ini (Gema Insan) tiap Hari Jadi Majalengka,” ucapnya lagi.

Aeron menilai, Program yang diluncurkan Perdana oleh Bupati Majalengka ini, memunculkan Inspirasi. Salah satunya, Bupati Majalengka Eman Suherman, telah melaounching Kampung Zakat, di Desa Heubeulisuk Kecamatan Argapura, tepat di hari jadi Majalengka yang ke-535, pada tanggal 07 Juni 2025.

“Setiap niatan yang baik selalu menghasilkan hal-hal yang baik dikemudian hari, kita akan coba nanti buat konsepnya nanti supaya di setiap kecamatan minimal ada satu Desa terdapat Kampung Zakat seperti di Desa Heubeulisuk,” ucap Aeron.

Kegiatan yang dihadiri mahasiswa Unma dari berbagai Fakultas, tokoh pemuda dan undangan lainnya, diskusi mengupas berbagai persoalan seputar Majalengka.

Selain Gema Insan yang didiskusikan juga terkait sampah dalam program Gerakan Jumat Bebersih dan Berkah (Geber), pendidikan, praktik percaloan di berbagai perusahaan, serta permasalahan lainnya.

Sementara ketua BEM Anwar Yusup, mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk gerakan mahasiswa yang kritis, sebagai mitra Pemerintah agar melahirkan kebijakan yang seimbang dan selaras dengan kepentingan rakyat yang heterogen.

“Kita disini hadir sebagai penyeimbang Pemerintah, ada berbagai catatan-catatan tadi yang disampaikan akademisi, tokoh masyarakat, mahasiswa,” ucap Anwar.

Pemerintah Daerah Majalengka mendapatkan masukan-masukan dari masyarakat, terkait permasalahan – permasalahan yang muncul akibat dari setiap kebijakan Bupati Majalengka.

“Kita berbaur dan berdiskusi disini, supaya masyarakat dan mahasiswa tahu apa yang sedang terjadi di Pemerintah Daerah, langkah-langkah apa saja yang ditempuh Pemda, lagi- lagi dalam hal ini kita membutuhkan transparansi, kita akan selalu mengawal, sekarang 100 hari kerja, kemudian setahun dan 5 tahun,” pungkasnya.***

Pos terkait