BUSERJATIM GRUOP –
Denpasar – Pendahuluan*
Sebagai seorang *Chief Security*, *Security Manager*, atau *personil SATPAM*, menghadapi berbagai tekanan dalam tugas sehari-hari adalah hal yang tak terelakkan. Mulai dari situasi darurat, tuntutan kerja yang tinggi, hingga interaksi dengan berbagai pihak yang terkadang penuh konflik. Untuk menghadapi tantangan ini secara efektif, pemahaman akan *Defense Mechanism* atau *Mekanisme Pertahanan Psikologis* yang dikemukakan oleh *Sigmund Freud* dapat membantu para pemimpin keamanan dalam mengelola stres dan mengambil keputusan secara lebih bijak.
*Apa Itu Defense Mechanism?*
Menurut Freud, *Defense Mechanism* adalah strategi psikologis yang digunakan oleh individu secara *tidak sadar* untuk mengurangi kecemasan dan tekanan akibat konflik internal maupun eksternal. Mekanisme ini membantu seseorang mempertahankan keseimbangan emosional dan tetap berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa *Defense Mechanism* yang sering muncul dalam dunia keamanan dan bagaimana penerapannya dapat membantu *Security Leaders* dalam menghadapi tantangan pekerjaan:
*Jenis-Jenis Defense Mechanism yang Relevan bagi Security Leaders*
1. *Repression (Represi) – Menekan Emosi yang Mengganggu*
– *Apa itu?* Represi adalah mekanisme di mana seseorang secara tidak sadar menekan pikiran atau emosi negatif yang dapat mengganggu keseimbangan mentalnya.
– *Penerapan dalam keamanan:* Seorang *Security Manager* yang pernah mengalami insiden serius mungkin secara tidak sadar menekan ingatan tersebut agar tidak mengganggu kinerjanya dalam situasi serupa di masa depan.
2. *Rationalization (Rasionalisasi) – Mencari Alasan yang Masuk Akal*
– *Apa itu?* Mekanisme ini digunakan untuk mengubah sudut pandang terhadap kejadian atau kegagalan dengan mencari alasan yang dapat diterima secara logis.
– *Penerapan dalam keamanan:* Jika seorang *Chief Security* menghadapi kegagalan dalam menerapkan protokol baru, ia mungkin merasionalisasikan bahwa kondisi lingkungan yang kurang mendukung adalah penyebab utama, bukan karena kelemahan dalam kepemimpinannya.
3. *Projection (Proyeksi) – Memindahkan Emosi ke Orang Lain*
– *Apa itu?* Individu yang mengalami tekanan emosional sering kali “memproyeksikan” perasaan mereka ke orang lain.
– *Penerapan dalam keamanan:* Seorang *SATPAM* yang merasa kurang percaya diri dalam mengambil keputusan mungkin mengkritik rekan kerja dengan mengatakan bahwa mereka tidak kompeten, padahal sebenarnya ia sendiri yang merasa ragu-ragu.
4. *Displacement (Pemindahan) – Mengalihkan Emosi ke Target yang Berbeda*
– *Apa itu?* Displacement terjadi ketika seseorang mengalihkan emosi yang tertahan ke objek atau individu lain yang lebih aman.
– *Penerapan dalam keamanan:* Seorang *Security Manager* yang mengalami tekanan dari atasan dapat secara tidak sadar melampiaskan ketegangan tersebut kepada timnya dengan memberikan perintah yang lebih keras dari biasanya.
5. *Sublimation (Sublimasi) – Menyalurkan Energi Negatif ke Aktivitas Positif*
– *Apa itu?* Mekanisme di mana seseorang mengubah dorongan atau emosi negatif menjadi aktivitas yang lebih produktif dan positif.
– *Penerapan dalam keamanan:* Seorang *Chief Security* yang merasa frustrasi karena kebijakan baru dapat mengalihkan emosinya dengan mengembangkan strategi keamanan baru yang lebih efektif dan inovatif.
6. *Regression (Regresi) – Kembali ke Pola Perilaku yang Lebih Muda*
– *Apa itu?* Regresi terjadi ketika seseorang yang berada di bawah tekanan tinggi mulai bertindak seperti di masa lalu, misalnya dengan menggunakan cara berpikir atau bertindak seperti saat masih baru dalam profesi.
– *Penerapan dalam keamanan:* Seorang *SATPAM* yang merasa tertekan dalam situasi genting mungkin menunjukkan reaksi berlebihan atau bergantung pada rekan senior untuk mengambil keputusan.
*Manfaat Memahami Defense Mechanism bagi Security Leaders*
– *Meningkatkan kesadaran diri* terhadap reaksi emosional dalam situasi sulit.
– *Mengelola stres dengan lebih efektif*, sehingga tetap bisa mengambil keputusan dengan jernih.
– *Meningkatkan kepemimpinan dan komunikasi* dengan tim, terutama dalam manajemen konflik.
– *Mencegah dampak negatif dari mekanisme pertahanan yang destruktif*, sehingga tidak mengganggu lingkungan kerja.
– *Membangun strategi pengelolaan emosi yang lebih sehat*, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mental dalam menjalankan tugas keamanan.
*Kesimpulan*
Mekanisme pertahanan psikologis bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi perlu *dipahami dan dikelola* agar tetap berfungsi secara optimal dalam pekerjaan. Bagi *Chief Security, Security Manager, Leader’s, Supv. Security dan personil SATPAM*, memahami *Defense Mechanism ala Freud* dapat membantu dalam menjaga keseimbangan emosional, meningkatkan efektivitas kepemimpinan, serta menangani tantangan keamanan dengan lebih bijak dan profesional.
Menjadi pemimpin keamanan bukan hanya soal kekuatan fisik dan keahlian teknis, tetapi juga soal *kecerdasan emosional dan psikologis* dalam mengelola tekanan. Dengan pendekatan yang tepat, para pemimpin keamanan dapat menjadikan mekanisme pertahanan sebagai alat untuk meningkatkan *ketahanan mental dan kesuksesan profesional*.
Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan membantu dalam menjalankan tugas sehari-hari!
*Karirmu tergantung dirimu, Ingat sehebat hebatnya Velentino Rossi pernah celaka dan jatuh*
[ dd99 ]